Heavenletter #2903 Datang Kembali ke Masa Kini
Tuhan berkata:
Jarak yang merayap diantara kamu sekarang dan masa lalu yang kau panggil waktu menunjukkan kamu bagaimana waktu dan ruang adalah yang sama. Waktu membuat jarak, dan ruang menempati waktu, dan seterusnya. Semua adalah Satu, kekasih, bahkan di yang sementara. Ada diferensiasi, tetapi kesamaan. Waktu dan ruang tidak eksis bagaimanapun juga, meskipun kau pikir demikian. Kamu pikir kamu akan jatuh jika tidak ada ruang, dan bahwa kamu mungkin jatuh melalui waktu juga.
Mari Kita kembali ke masa kini.
Masa lalu jauh sekarang. Kamu sudah pergi melewatinya. Dan tetapi itu hanya satu momen lalu. Dan tetapi itu telah menyusut selamanya, kecuali pikiranmu melayang di atas masa lalu, terkadang berpegangan pada itu untuk sayang hidup. Jika masa lalu memang benar, kamu tidak harus berpegangan pada itu. Jauh di dalam kamu di suatu tempat, kamu sadar bahwa tidak ada hal semacam masa lalu, dan seterusnya kamu berpegangan pada apa kau panggil sebuah perjalanan waktu ketika waktu, dan juga masa lalu, adalah tidak ada sama sekali. Sebuah jentikan jari belaka.
Kamu mau semuanya untuk eksis sekaligus. Kamu mau apa kau panggil masa lalu, masa kini, dan masa depan, untuk semua menjadi satu bola lilin. Kamu mau masa lalu, masa sekarang, dan masa depan untuk semua menjadi bersama sekarang, dan tetapi kamu telah mendengar bahwa hanya ada masa kini. Semua kau bisa punya adalah seekor burung di tangan. Kamu telah mencoba untuk membawa masa lalu ke masa kini, dan masa depan ke masa kini, dan sekarang Aku beritahu kamu hanya ada Kekekalan. Kekekalan tidak benar-benar waktu seperti kamu tahu itu, kekasih. Kekekalan bukan seutas tali panjang terjulur. Kekekalan adalah seperti sebuah momen. Itu bagaimana ini dialami. Ini adalah momen kekal.
Kita mungkin membandingkan Kekekalan dengan percikan api. Kekekalan adalah percikan cahaya yang tidak pernah meredup. Kekekalan tidak ada awal atau akhir, atau itu tidak bisa menjadi Kekekalan. Jadi kamu tidak bisa membuat Kekekalan menjadi garis waktu.
Bayangkan dirimu pusat dari Alam Semesta. Kita bisa berkata bahwa Kekekalan adalah cahaya yang diradiasikan di sekitarmu. Kamu bisa melihat dirimu sebagai titik di pusat dari lingkaran tanpa garis lingkar menyelesaikan lingkarannya. Titik itu adalah Kekekalan, dan itu cahaya kamu yang beradiasi keluar tanpa demarkasi. Tidak ada akhir ke lingkaran ini. Tidak ada ruang, dan tidak ada akhir ke itu. Tidak ada waktu, dan tidak akhir untuk itu.
Dari cahaya kau datang ke Bumi. Kamu datang ke debu Bumi, tetapi kamu tidak dibuat dari debu. Debu itu tua, dan Kekekalan itu muda. Kekekalan adalah Air Mancur Kemudaan yang sangat dicari-cari.
Di Kekekalan, tidak ada muda, dan tidak ada tua, dan oleh karena itu tidak ada penuaan. Penuaan adalah ilusi yang dipegang bersama. Kamu tidak harus percaya pada itu.
Kamu tidak harus percaya kepada apapun. Kamu bisa sekedar menjadi. Untuk menjadi adalah cukup baik. Kamu adalah Keberadaan-Ku, dan Keberadaan-Ku telah terlihat di Bumi. Aku melihat Keberadaan-Ku di kamu, dan kamu, juga, telah melihat sekilas Keberadaan Kita.
Bahkan tidak ada benang-benang untuk menjaga keutuhan Alam Semesta Keberadaan, meskipun Kita memang berbicara tentang penenunan. Kita bisa lebih secara realistis berbicara tentang benang-benang cahaya menenun Alam Semesta, cahaya berselang-seling, walaupun cahaya adalah Kesatuan sebab kamu dan Aku, Yang terbuat dari cahaya, adalah Kesatuan.
Kamu tidak benar-benar telah diceraiberaikan di Bumi, kekasih. Kamu tidak telah diceraiberaikan dimanapun. Kamu tidak telah diceraiberaikan sama sekali. Bagaimana bisa Kesatuan diceraiberaikan, sebab diceraiberaikan berarti di potongan-potongan kecil, dan kamu adalah Kesatuan, dan kamu adalah Keutuhan, dan kamu adalah tertinggi.
Jangan coba untuk mengerti. Sekedar biarkan itu menjadi.